5 Film traveling yang Wajib Ditonton

1. The Motorcycle Diary, 2004

"Let the world change you and you can change the world"
Film yang diambil dari kisah nyata ini mengajarkan kepada para traveler untuk satu, pantang menyerah. Dua, man search for meaning. Artinya sebuah pemaknaan diri dan hidup seorang pelaku traveling akan menjadi sebuah tujuan yang precious jika menjadi sebuah destinasi berbeda dalam traveling itu sendiri. 




2. Le Grand Voyage, 2004


Father: The ocean water evaporate as they rise to the clouds. And as they evaporate, they become fresh. That's why it's better to go on your pilgrimage, on foot than on horseback, and better on horseback than by a car, and better by car than by boat, and better by boat than by plane.
Dalam film ini, bagaimana jika traveling yang kita lakukan bukan kehendak kita?melainkan kehendak orang lain, tanpa hal-hal menyenangkan yang akan kita alami selama traveling? Mungkin kita akan merasa bosan, marah, kesal, atau malah mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan? 

Hal lainnya adalah sebuah pilihan, how to get there. Seorang traveler saat telah menentukan destinasi, hal pertama yang akan menjadi pertimbangan adalah: "the fastest, and the cheapest". Film ini memberi pelajaran, "jika ada cara yang lebih sulit, kenapa harus pakai cara yang lebih mudah?". Untuk menjalankan hal ini tak lain adalah butuh determinasi diri yang kuat, mengapa kita memilih cara yang sulit menuju destinasi tertentu. sulit iya, namun mungkin ada kenikmatan sendiri. Film ini juga memberi dekripsi yang cukup jelas traveling jarak jauh melintasi banyak negara menggunakan kendaraan roda empat. Bagaimana kita beristirahat, mengecek kondisi mobil, dan yang terpenting adalah, safety driving guys. 

3. The Way, 2010

The Way menceritakan sebuah perjalanan suci yang bernilai spiritual oleh para pemeluk agamanya. Sama seperti Haji atau Umroh dalam agama Islam. Beberapa insipirasi berkenaan dengan traveling yang ada di film ini, pertama yaitu Traveler are not a Martian. Maksudnya traveler bukan makhluk asing seperti makhluk mars. Menjadi traveler adalah terlahir dengan bakat untuk bertemu dengan orang-orang baru dan dengan sekejap mereka menjadi sahabat. Kedua, Impulsive but not selfish traveling. Ketiga, "apakah motivasi perjalanan anda?. Atau, "So travelers? why you do the traveling?".
 




4. The Way Back, 2010

"How to survive to make a journey that will make you dying or dead"
Film ini mengisahkan sekelompok orang yang melakukan perjalanan sejauh lebih dari 7200 km dari penjara yang berada di wilayah Bosnia hingga negeri India, melewati berbagai negara. Film ini diambil dari kisah nyata seorang pelarian dari penjara Bosnia bernama Januzs dan beberapa rekannya. Perjalanan yang mereka lakukan adalah untuk mencari kebebasan.

Saya berpendapat film ini tidak dapat dianggap sebagai traveling karena latar belakang mereka adalah pelarian, namun di dalam film ini terdapat cara-cara sederhana, unik, dan kreatif bagaimana mereka melakukan perjalanan sejauh 7200 km dengan persiapan yang mendekati sama sekali tidak ada. Seperti bagaimana menentukan arah dengan melihat matahari dan bayangan kita, membuat sabun untuk mandi, berburu, mencari sumber air, memasak dengan batu, meminimalkan dehidrasi, membuat baju dari kulit hewan, mengobati luka, hingga menghibur diri saat kebosanan. Cara-cara tersebut merupkan cara survival, lebih tepat diistilahkan "how to survive to make a journey that will make you dying or dead".

5. In To The Wild, 2007

"No one realizes how beautiful it is to travel until he come home and rests his head on his old, familiar pillow"
In To The Wild menceritakan pemuda bernama Chris McCandless yang memutuskan untuk meninggalkan kehidupan, ambisi, dan masa depannya untuk melakukan sebuah perjalanan yang sangat impulsive. Terdapat moral of the story dalam film ini. Antara lain, search and gather ideal self identities, persist and persistence, keep our mind wide open, enjoy little-simply things and do the biggest one, family does matter, and happines can be real if it shared. Selain itu, beberapa inspirasi yang dapat diambil dalam film ini, pertama yaitu travel documentary. Proses pendokumentasian selama melakukan perjalanan akan menjadi hal yang sangat berharga untuk dilakukan. 

Inspirasi kedua adalah mengenai destinasi dari perjalanan, apakah 'no one realizes how beautiful it is to travel until he comes home and rests his head on his old, familiar pillow", atau "veni vidi vici" (saya datang, saya melihat, saya menang-Caesar). Apakah kita melakukan sebuah perjalanan untuk menguatkan pengertian bahwa sangat berharganya arti dari "pulang ke rumah", atau melakukan perjalanan untuk settle down di tempat tersebut dan menaklukkan keinginan dari dalam diri untuk pulang atau melakukan perjalanan ke destinasi lainnya.

Share

Twitter Facebook Favorites